BERITAMAGELANG.ID - Musim kemarau memicu harga sayuran ditingkat petani menjadi rendah tidak menguntungkan karena pasokan melimpah. Kondisi itu mendorong petani di Lereng Gunung Sumbing tepatnya di Desa Sukomakmur Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang beralih ke tanaman lain yang harganya lebih stabil yakni daun bawang atau lebih dikenal daun loncang.
Salah satu petani di Desa Dukomakmur Wahyu mengatakan, keberadaan tanaman loncang kini menjadi andalan para petani setelah harga sayuran jenis lain cenderung tidak stabil dipasaran.
Ia mencontohkan, pada musim kemarau ini, berbagai jenis sawi misalnya, harga tertinggi hanya dikisaran Rp 2000/kg. Bahkan khusus sawi bakso di tingkat petani harga jualnya sempat sangat rendah yakni hanya kisaran Rp 500 perkilonya.
"Hasil jual panen lumayan, perawatannya juga tidak sulit," kata Wahyu dilahannya Kamis (05/09/2024).
Kondisi itu, imbuh Wahyu mendorong petani di Desa Sukomakmur beralih ke tanaman loncang dilahan-lahan miring terasering Gunung Sumbing. Dari bercocok tanam loncang ini para petani mendapat keuntungan jika dibanding dengan kebiasaan mereka menanam hortikultura lain dimusim kemarau seperti cabai, sawi maupun tembakau. Masa tanam loncang juga relatif singkat yakni 3-4 bulan saja hingga mendapat hasil panenan
"Loncang itu paling bagus, mayoritas disini (petani) tanam loncang sekarang," ujarnya.
Wahyu menceritakan, harga jual daun loncang sempat menembus Rp 19.000/kg pada musim hujan karena kualitas kurang bagus dan pasokan langka. Sedangkan saat ini, musim kemarau harga jual ditingkat petani relatif stabil yakni di harga Rp 10.000/kg.
"Itu harganya turun, karena hujan dikirim bos Jakarta komplain pada busuk loncangnya. Jadi harga turun," cerita Wahyu seraya mengikat daun loncang hasil panen untuk di bawa pulang.
Namun demikian, dikatakan Wahyu harga Rp 10.000 tersebut yang berlaku saat ini bagi para petani tetap menguntungkan, bahkan jika terjadi harga paling rendah yakni Rp 5000/kg petani masih bisa menyisihkan modal untuk masa tanam selanjutnya.
Dijelaskan Wahyu, dalam sekali panen daun loncang dirinya dapat menghasilkan minimal tiga ton dari beberapa lahan garapan. Setelah dibersihkan semua daun loncang kemudian dikirim ke Jakarta, Jawa Timur, dan kota lainnya.
Diketahui, dengan kontur ladang miring di lereng Gunung Sumbing, petani di Desa Sukomakmur terkenal sebagai negeri sayur khusunya daun bawang loncang dan kentang. Hamparan ladang berada diantara pemukiman warga yang juga menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Magelang.