BERITAMAGELANG.ID - Perbukitan Menoreh termasuk salah satu kawasan yang berada pada Cagar Biosfer diantara Gunung Merapi dan Merbabu. Oleh sebab itu menjaga kelestarian lingkungan di wilayah ini merupakan bagian dari turut serta dalam mensukseskan Cagar Biosfer Merapi, Merbabu, Menoreh yang sudah ditetapkan pada tahun 2020 lalu.
Degan pelestarian alam ini kedepan akan banyak manfaat yang dapat diambil seperti pencegahan bencana alam, peningkatan kualitas udara bahkan manfaat dari sisi ekonomi bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Magelang melalui Plt. Staff Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik, Daryono Ummar Singgih saat memberikan sambutan pada kegiatan "Kawin Bambu" Penanaman Pohon Bambu Berkelanjutan 9 Bank di Pendopo Uluwatu Joggol, Dusun Tegalombo Desa Ngargoretno Kecamatan Salaman, Kamis 31/10/2024.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan bekerjasama dengan Pemerintah Desa Ngargoretno dan masyarakat peduli konservasi Desa Ngargoretno.
" Kami mengapresiasi dan berterimakasih kepada seluruh pihak yang menyelenggarakan acara ini. Semoga ini menjadi langkah yang membawa berkah bagi lingkungan sekitar dan mampu memberikan manfaat yang berkelanjutan, " kata Umar Singgih.
Deputi Bidang Analisis dan Pemeriksaan PPATK, Danang Tri Hartanto menjelaskan kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka 22 tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme serta bentuk ikhtiar bersama dalam berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam.
"Kenapa bambu? Bambu ini menurut saya filosofinya adalah perjuangan. Bambu ini termasuk 10 besar penghasilan oksigen. Dalam sehari bambu bisa menghasilkan 1,2 Kg oksigen yang cukup untuk dihirup sebanyak 2 orang, " kata Danang.
Menurutnya potensi bambu yang melimpah di Desa Ngargoretno harus terus dimanfaatkan demi kepentingan bersama termasuk pencegahan bencana dan peningkatan ekonomi warga.
Sementara Kepala Desa Ngargoretno, Dodik Suseno mengatakan bambu yang dulu dipandang sebagai tanaman tidak bernilai jual, kini dikembangkan menjadi bahan baku ekonomi kreatif yang dapat memberikan tambahan pemasukan bagi warga Desa Ngargoretno.
" Bambu ini kita hidupkan kembali, selain untuk mencegah bencana alam, bambu ini juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan peningkatan ekonomi, " katanya.
Sementara ini menurut Dodik warga Desa Ngargoretno telah memanfaatkan bambu sebagai bahan baku keerajinan, olahan masakan tradisional bahkan terdapat teh daun bambu yang saat ini tengah dikembangkan.
" Kami membuat sebuah taman arboretum, dimana semua jenis bambu di Indonesia kami usahakan ada disini. Sehingga taman ini nanti akan menjadi sebuah demplot yang akan kita kembangkan, " lanjut Dodik.
Prosesi Kawin Bambu ini diharapkan sebagai momentum untuk semangat bersama menjaga kelestarian alam Desa Ngargoretno serta memanfaatkan potensi bambu yang ada untuk peningkatan kesejahteraan warga.