BERITAMAGELANG.ID - Museum dan Cagar Budaya (MCB) unit Warisan Dunia Borobudur menggelar pameran arsitektur vernakular dengan tema Pameran Arsitektur Vernakular dan Potensi Desa Borobudur: Srawung Omah Ora Wedi Obah, Lestarikan Budaya, Rangkul Masa Depan yang diselenggarakan di situs Brongsongan, Borobudur, Senin (11/11/2024).
Event ini menghadirkan pameran bangunan rumah limasan, pameran yang menampilkan produk kuliner dan kriya dari 23 desa dan 20 desa di Kawasan Candi Borobudur, dan 3 desa yang berada di sekitaran kawasan candi dan mempunyai situs budaya. Workshop Kreatif kriya sederhana dari material alam dan barang bekas menjadi berbagai jenis barang, seperti permainan, pajangan, dan fungsional. Jagongan Warga atau talkshow serta pertunjukan kesenian rakyat dan tari kreasi kesenian rakyat yang dimeriahkan oleh tujuh kelompok kesenian dan sembilan kelompok tari kreasi.
Pameran ini digelar dengan tujuan mengingatkan kembali rumah limasan kepada masyarakat luas, khususnya di Kawasan Borobudur bahwa limasan adalah bangunan yang harus terus menerus dilestarikan sebagai indentitas diri masyarakat.
Kabag Umum Museum dan Cagar Budaya, Brahmantara mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan kekayaan potensi yang ada di 20 desa kecamatan Borobudur dan 3 desa yang terdapat situs cagar budaya.
"Ini sebagai momentum yang luar biasa sebagai komitmen kami untuk menjaga dan melestarikan nilai nilai budaya khususnya hal terkait dengan tradisi yang masih tumbuh didalamnya," ujar Brahmantara.
Selain itu ia juga menambahkan pameran ini menjadi ajang kolaborasi dari berbagai pihak dalam pengembangan wisata di Borobudur khususnya terkait arsitektur tradisional. Kompleks Candi Borobudur sebagai warisan dunia, pelestariannya tidak hanya fokus pada fisik candi, namun ada atribut lain yang harus dilestarikan sesuai dengan nilai universal luar biasa.
Camat Borobudur, Subiyanto, mengatakan kegiatan ini menjadi ajang koneksivitas warisan luhur masa lampau dengan keadaan pada saat itu dimana akan dikenal masyarakat, corak tradisional yang ada di Borobudur sebagaimana digambarkan relief candi Borobudur.
Dirinya juga menambahkan perlu dipahami konsep pemajuan kebudayaan yaitu temu, kenali dan dikembangkan di era modern serta diambil manfaatnya untuk kemaslahatan masyarakat. Ia berharap pameran dan ajang budaya akan terus berkelanjutan yang mana kegiatan ini akan membangkitkan geliat perekonomian yang ada di Borobudur.