BERITAMAGELANG.ID - Ribuan warga Desa Ngadiharjo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang menggelar Saparan atau Merti Desa sebagai wujud syukur atas rejeki yang diberikan Tuhan.
Kepala desa, Desa Ngadiharjo Wahyu Sariyanto menjelaskan bahwa, merti desa yang digelar pada tahun ini sudah ada sejak lama.
"Meski sempat vakum selama sekitar 20 tahun, dan mulai diadakan lagi sekitar tahun 2015, saat saya mulai menjabat Kades," katanya pada Sabtu (23/8/2024) di sela-sala acara.
Setiap tahun Desa yang berada di sebelah barat Candi Borobudur ini rutin merti desa sebagai ungkapan syukur atas apa yang telah mereka peroleh sekaligus doa dan harapan agar di masa mendatang, mereka memperoleh hal yang lebih baik dalam segala sisi kehidupan.
Pada tahun ini Merti desa Ngadiharjo mejadi satu rangkaian dengan peringatan HUT Ke-79 RI. "Biasanya kita mengadakan merti desa pada bulan Sapar, kebetulan kegiatan kali ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan, jadi acaranya kita buat menjadi satu rangkaian," ungkap Wahyu.
Lebih lanjut ditambahkan kegiatan di awali hari Kamis, dengan selamatan dan ziarah ke makam cikal bakal desa, di Kramat. Kemudian dengan rangkaian acara merti desa ini akan berakhir pada hari Minggu (25/08).
Selian kegiatan budaya, imbuh Wahyu juga digelar aksi sosial dengan sunatan massal untuk belasan anak anak. Selain itu pihak desa juga menyediakan ribuan paket sembako untuk dibagikan ke lansia dan warga lain yang kurang beruntung.
Merti Desa Ngadiharjo kali ini juga menampilkan sejumlah ogoh ogoh berupa kerbau/ banteng dan ular naga sepanjang lima belas meter yang melambangkan ketekunan, kekutan masyarakat Ngadiharjo yang berprofesi sebagai petani.
Sementara itu, Sekretaris Desa Ngadiharjo, Haidar Imama mengungkapkan jika merti desa ini, diramaikan oleh kirab budaya yang pesertanya berasal dari 12 dusun, 6 kesenian, 22 kelompok kontingen dan sekitar 2.987 peserta yang meramaikan kirab budaya ini.
Tidak ketinggalan, lanjut Haidar ditampilkan juga Kelompok kesenian kuno khas Ngadiharjo yakni Topeng Kawedar dari dusun Bleder.
Kirab mengelilngi desa ini dimulai dari, Balkondes Ngadiharjo - Sidengen - Kamertan - Karang - Genjahan - Karangtengah, dan kembali lagi ke Balkondes Ngadiharjo. Dihalaman Balkondes setiap peserta diberikan kesempatan untuk tampil menunjukan aksi terbaiknya. Sedangkan pada malamnya akan ada pagelaran wayang kulit.
Diantara peserta kirab juga terdapat gunungan aneka produk UMKM berupa makanan lokal seperti keripik berbahan singkong. Dengan menempuh jarak sekitar tiga kilometer, kirab budaya ini juga menarik perhatian warga untuk menonton. Terlihat beberapa atraksi dari peserta pawai mengundang decak kagum dan senyum ceria warga yang berjajar sepanjang jalan.
"Pada hari Minggu, 25 Agustus, acara Saparan ini akan ditutup dengan sunatan massal, kemudian di malam harinya dilanjutkan pengajian akbar," pungkasnya.