BERITAMAGELANG.ID - Pemerintah Kabupaten Magelang kembali meraih penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim). Tahun ini ketujuh kalinya secara berturut-turut Pemkab Magelang menerima penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI tersebut. Penghargaan ini diberikan atas kontribusi nyata dalam upaya pengendalian perubahan iklim.
Penghargaan Proklim 2024 ini diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar kepada Pj Bupati Magelang Sepyo Achanto sebagai Pembina Proklim, pada acara Penghargaan ProKlim Festival LIKE 2 yang diadakan di Jakarta Convention Center, Jumat (9/8/2024).
Sebelumnya, anugerah/penghargaan Proklim telah diraih kepala daerah Kabupaten Magelang sebagai Pembina Proklim di daerah sejak 2018-2024 secara berturut-turut.
Pj Bupati Magelang Sepyo Achanto mengucapkan terima kasih kepada jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang beserta jajaran kepala desa yang telah menerima penghargaan dari KLHK.
Ia berharap agar prestasi ini dapat terus ditingkatkan serta mempererat sinergi dengan berbagai pihak terutama DLH untuk melakukan kegiatan terkait Proklim dari KLHK.
"Kali ini kita sudah banyak mendapatkan penghargaan, mulai dari kategori madya, utama, lestari dan Pembina Proklim. Dan ini sesuai dengan harapan Menteri LHK untuk terus menjaga pengendalian perubahan iklim, sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan khususnya," kata Sepyo.
Selain Pj Bupati Magelang yang menerima penghargaan sebagai Pembina Proklim, KLHK juga memberikan penghargaan kepada beberapa desa di Kabupaten Magelang diantaranya, Desa Tirto Grabag menerima penghargaan Proklim Lestari, serta Desa Pandean Ngablak mendapatkan penghargaan Proklim Utama.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang Sarifudin menyebutkan tahun ini terdapat 20 desa yang mendapatkan sertifikat Proklim Utama, 25 desa mendapatkan sertifikat Proklim Madya, 1 desa mendapatkan sertifikat Proklim Pratama yaitu Desa Ngargosoko, Kecamatan Srumbung dan sertifikat apresiasi pendukung Proklim yaitu Perumda Tirta Gemilang Kabupaten Magelang.
Sarifudin mengatakan, program Kampung Iklim ini diharapkan menjadi suatu Gerakan Proklim di Kabupaten Magelang, sehingga mampu mewujudkan ketahanan dan ketangguhan masyarakat Kabupaten Magelang menghadapi dampak perubahan iklim melalui aksi mitigasi
(pencegahan) dan adaptasi (penyesuaian diri) terhadap dampak perubahan iklim.
"Ini tentunya juga harus didukung oleh kelembagaan masyarakat, kebijakan dan kearifan lokal setempat secara terus-menerus dan berkelanjutan," harapnya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkapkan, sejak berjalan pada 2012, program Kampung Iklim menunjukkan progres yang sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah total lokasi proklim yang sampai Juli 2024 mencapai 10.113 lokasi kampung iklim.
"Program kampung iklim ini menjadi sepak terjang pekerjaan saya sejak menjadi menteri dan pekerjaan kita semua selama 10 tahun. Apa kemudian urgensi dan kepentingannya? Sejarahnya dari tahun 2011, dan pada tahun itulah gerakan-gerakan iklim di Indonesia, saya lihat berkembang. Sebelumnya di Eropa, Amerika dan sebagian di Kanada bergeraknya sudah dari tahun 2003. Sebelumnya lagi sudah dari tahun 1990-an, tapi mulai ramai soal iklim, karbon dari 2003," kata Siti.
Ia mengungkapkan, upaya masyarakat di tingkat tapak sangat penting, mengingat dampak perubahan iklim kian dirasakan. Mulai dari cuaca yang tak menentu hingga berpengaruh pada kalender tanam bagi para petani.
Dalam hal ini, kemudian perluasan lingkup proklim dimulai sejak 2023 diluncurkan rekonseptualisasi proklim. Hal itu merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan dan mengembangkan proklim yang awalnya hanya terbatas pada unit-unit komunitas, berdasarkan wilayah administrasi. Namun, saat ini proklim telah melingkup berbagai macam aktivitas lingkungan, termasuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim pada lintas komunitas.
Pencatatan proklim terus dilakukan melalui website sistem registry nasional (SRN) yang dikelola KLHK. Untuk penghargaan kampung iklim 2024, jumlah lokasi yang mendaftar ialah 1.842 dari berbagai tingkatan administrasi. Sebaran lokasi terbanyak di pulau Jawa, Sumatera bagian utara dan selatan, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan dan Nusa Tenggara.
"Karena itu, program kampung iklim dari mulai disebut program kampung iklim pada 2011, maka pada 2022-2023, kita mengatakan bahwa ini bukan hanya soal satu side atau satu tapak di suatu tempat. Tapi ini persoalan secara keseluruhan, permukaan bumi, istilahnya lapisan biosfer dan atmosfer, itu adalah persoalannya. Jadi di situ ada hutan, di situ ada aktivitas lain, maka kita menyebunya menjadi program komunitas untuk iklim. Artinya, jadi lebih luas lagi, dan itu tanggung jawab kita semua," beber dia.