BERITAMAGELANG.ID-Alzaimer merupakan penurunan fungsi kognitif dan bersifat cepat maupun lambat yang menyebabkan gangguan sehari-hari/ penyakit neurodegenaratif karena penurunan fungsi syaraf di otak. Alzaimer merupakan salah satu dari penyakit demensia dengan ditandai gangguan pada memori, pelupa, gangguan perilaku, gangguan fungsi kognitif dan gangguan aktifitas sehari hari.
Sementara demensia merupakan suatu penyakit otak yang ditandai dengan adanya penurunan fungsi intelektual, penurunan fungsi memori yang bersifat sangat berat sehingga menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari hari yang disebabkan bukan karena penurunan kesadaran dan bukan disebabkan karena gangguan jiwa atau gangguan psikiatri.
âDemensia sendiri ditandai dengan sering lupa, lupa menaruh barang atau lupa dengan anggota keluarga, ada perubahan prilaku, emosi tidak stabil dan sering tersesat. Keadaan ini perlu diwaspadai apakah seseorang dengan tanda seperti ini mengalami dimensia, âkata dr. Niawati Rokhaniah, Sp.N.(Dokter spesialis syaraf) RSUD Muntilan saat menjadi narasumber di Acara Jamus Gemilang Jagongan Lan Musyawaroh yang diselenggarakan LPPL Radio Gemilang, Kamis (05/09/2024).
Alzaimer cenderung diderita pada lansia diatas umur 65 tahun. Tapi tidak menutup kemungkinan alzaimer bisa diderita pada usia dibawah lansia karena disebabkan adanya gangguan kardiovascular, hipertensi, gangguan jantung, perokok, diabetes dan seseorang karena pernah mengalami trauma kepala atau orang dengan keluarga riwayat alzaimer atau dimensia.
dr. Nia menyampaikan, âDengan cara merubah pola hidup yang lebih baik, membiasakan diri berolah raga , pola makan yang sehat dengan gizi seimbang dan asupan makanan yg direkomendasikan mencegah dimensia/ alzaimer seperti makanan ( nabati ) sayuran hijau , buah, kacang kacangan, dan minyak zaitun. Sementara untuk protein dari ikan yang diketahui bagus untuk mencegah dimensia serta menghindari daging dan keju â
Dukungan dari keluarga juga sangat penting mengingat seseorang yang mengalami dimensia terdapat gangguan dalam aktifitasnya sehari hari, tidak mandiri dan kembali seperti masa anak kecil sehingga butuh dukungan dari keluarga.
"Untuk itu maka harus tetap semangat dalam kehidupan sehari-hari, bersosialisasi di masyarakat, menjaga fungsi berfikir, aktif bekerja supaya otak tetap terpakai untuk berfikir dan menjaga kesehatan pola makan," pesan dr. Nia.*) Arman Aliando