Tari Soreng Dukung Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Tari kolosal Soreng, yang merupakan warisan budaya khas Kabupaten Magelang, berpotensi besar untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah ini. Kesenian tradisional Soreng yang energik dan memukau, dipercaya mampu menarik minat wisatawan untuk datang dan menyaksikan pertunjukan seni, seiring dengan pesatnya perkembangan pariwisata di Kabupaten Magelang.


Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif, Zumrotun Rini, mewakili Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang, menyampaikan hal tersebut saat membuka lomba bertajuk "The Spirit of Soreng Cultural Competition Kabupaten Magelang Tahun 2024" pada Minggu (10/11/2024). Acara ini, kata Zumrotun, tidak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya daerah, tetapi juga untuk memperkenalkan dan mempromosikan seni tari Soreng sebagai bagian dari daya tarik wisata.


"Lomba ini menjadi wadah untuk mengangkat dan melestarikan Tari Soreng, sekaligus mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Magelang. Seni pertunjukan seperti tari Soreng dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, yang dapat mendongkrak perekonomian lokal," ujar Zumrotun.


Lomba yang diadakan di Panggung Mandala Wisata TIC Borobudur, Brojonalan, Wanurejo, Borobudur, ini diikuti oleh berbagai kelompok tari dari berbagai desa di Kabupaten Magelang. Tim juri lomba terdiri dari para ahli seni dan pelaku seni ternama, antara lain Eko Sunyoto (Sanggar Kinara-Kinari Borobudur), Dharma Wijaya (Sanggar Dua Atap Ngluwar), dan Dedi Kurniawan (Pelaku Seni Kabupaten Magelang).


Adapun pemenang lomba Soreng 2024 ini adalah:


- Juara pertama: Soreng Kridomanggolo, Dusun Sekayu Timur, Desa Ketunden, Kecamatan Pakis.

- Juara kedua: Soreng Eko Warga Rukun, Desa Gejagan, Kecamatan Pakis.

- Juara ketiga: Soreng Nayaka Wirayudha, Sanggar Sakya, Dusun Jlarang Desa Kalijoso, Kecamatan Windusari.

  

Sedangkan juara harapan masing-masing diraih oleh:

- Harapan 1: Soreng Setyo Manunggal, Dusun Gunung Malang, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran.

- Harapan 2: Soreng Sanggar Soko Limo, Dusun Warangan, Desa Muneng, Kecamatan Pakis.

- Harapan 3: Soreng Krido Budoyo, Dusun Noyogaten, Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngablak.


Zumrotun menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk menggugah generasi muda agar lebih mencintai dan melestarikan budaya daerah mereka. Selain itu, dengan adanya lomba dan pertunjukan tari Soreng, diharapkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Magelang semakin berkembang.


Kesenian tari Soreng sendiri merupakan salah satu bentuk tarian keprajuritan yang lahir dari masyarakat petani di lereng Gunung Merbabu. Gerakan tarian yang dinamis ini menggambarkan kekuatan alam dan kehidupan agraris masyarakat setempat. 


Tarian ini telah berkembang pesat dan dikenal luas, dengan banyak varian yang mencerminkan kekhasan wilayah, seperti Soreng khas pegunungan Merbabu, Gunung Andong, hingga Gunung Sumbing.


Eko Sunyoto, pemilik Sanggar Kinara-Kinari, menambahkan, tari Soreng bukan hanya sebagai ajang seni, tetapi juga sebagai produk budaya yang dapat memperkaya sektor pariwisata Kabupaten Magelang. 


"Atraksi budaya ini bisa menjadi daya tarik wisatawan dan semakin memperkaya pengalaman mereka selama berkunjung ke Magelang," ujarnya.


Sementara itu, juri lomba, Dedi Panggung Suprabowo mengungkapkan, Tari Soreng memiliki energi yang besar dan sangat digemari masyarakat. Dengan banyaknya variasi gerakan dan koreografi yang dikembangkan, tari ini semakin menarik dan memiliki nilai seni yang tinggi, terutama dengan latar belakang ekologi dan kehidupan agraris yang ditampilkan melalui gerakan-gerakan tarian.


“Tari Soreng yang kaya akan makna dan gerakan yang energik ini semakin memperkaya khazanah seni budaya Kabupaten Magelang, sekaligus menjadi salah satu pilar dalam mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah ini,” kata dia.