![](https://www.beritamagelang.id/public/uploads/2025/01/67925123cf323_1737642275.jpeg)
BERITAMAGELANG.ID - Memasuki tahun baru 2025, seorang siswa bertanya tentang MBG (Makan Bergizi Gratis) yang dijanjikan Presiden Prabowo.
"Apa hari ini makan gratis sudah dimulai di sekolah kita, ibu guru?" tanya seorang siswa pada gurunya di sebuah sekolah di Magelang.
Ketika pertanyaan murid itu disampaikan kepada rekan-rekannya di ruang guru pada waktu istirahat, ternyata, mereka juga berkisah bahwa siswa-siswanya juga menanyakan hal sama.
Tak dipungkiri, kejadian di sekolah itu mencerminkan bahwa banyak orang yang berharap pada program MBG yang digagas Presiden Prabowo itu dapat memecahkan masalah bangsa di masa depan. Dengan makan bergizi, siswa bisa tahan belajar sehingga program itu dapat melahirkan generasi pintar.
"Itu bagus. Berarti anak bisa belajar dengan baik dan tenang," ungkap seorang penjual cireng yang mengaku bernama Mamek mengomentari rencana pelaksanaan MBG yang sebagian sudah mulai dilaksanakan di beberapa sekolah.
Tak berbeda dengan Mamek, penjual makanan lain berpendapat serupa dengan Mamek. Adalah Wahyu, seorang pedagang cilor di sebuah sekolah di Bandongan misalnya. Ia juga tak mempermasalahkan rencana pelaksanaan program MBG yang rencananya akan dilaksanakan di semua sekolah.
"Bagi saya tidak masalah. Wong usaha itu seperti adang adang rezeki. Andai rezeki kita itu dihadang orang lain kaya apapun kalau sudah rezeki kita tetap saja sampai di tangan," ungkapnya.
Biasanya, lanjutnya, usahanya berjalan lancar sudah habis habis menjelang anak-anak salat zuhur. Kelak kalau program MBG sudah berjalan, ia yakin usahanya tetap berjalan lancar, katanya penuh optimisme. Ia berprinsip rezeki itu sudah ada yang mengatur.
"Banyak atau sedikit. Yang penting berkahNya," ungkapnya.
Yang utama, katanya, saat berjualan harus berbuat baik pada semua orang terutama anak-anak.
"Nanti Gusti Allah yang melancarkan rezeki," kata dia.
Sepandapat dengan Wahyu, seorang penjual cilok,Ipin, tetap optimis walau ada program MBG bagi anak sekolah.
"Saya bersyukur pemerintah mau memberi makan bergizi bagi anak-anak sekolah. Semoga mereka sehat semua, cerdas semua dan pinter semua," ujar pedagang cilok yang memilih berjalan kaki ketika berjualan itu. Berbeda dengan rekan-rekannya yang berjualan dengan kendaraan bermotor.
"Jalan kaki seperti ini bagian strategi pemasaran untuk mempermudah pembeli saat hendak memesan cilok karena jalan kaki lebih lambat tidak secepat jalannya sepeda motor. Begitu ada yang memanggil, saya bisa langsung berhenti. Coba kalau memakai sepeda motor. Bisa bisa saya tidak mendengar panggilan calon pembeli," ungkapnya.
Mengenai prospek usahanya ia mengatakan yakin tidak terganggu dengan pelaksanaan program MBG. Ia pun mantap menjawab, Gusti Allah mencipta manusia, apalagi anak-anak dengan sifat banyak keinginan.
"Saya yakin setelah diberi makan bergizi dan kenyang, anak-anak itu masih pengin jajan terutama cilok buatan saya. Makanya saya tiap hari bisa menjajakan 10 kg cilok walapun tidak selalu habis," pungkas penjual yang menekuni pekerjaan lebih dari 20 tahun itu.