
BERITAMAGELANG.ID - Pemerintah Kabupaten Magelang kini memiliki Bank Sampah Induk (BSI) yang berlokasi di Lingkungan Kaweron, Kelurahan Muntilan Kecamatan Muntilan. Bank Sampah Induk bernama Dipa Nirmala ini berdiri sejak April 2023. Bank sampah ini bertujuan mengurangi sampah di masyarakat karena Kabupaten Magelang sempat mengalami darurat sampah.
"Dengan adanya Bank Sampah Induk ini kami mengajak masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah dari rumah," demikian disampaikan Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kapasitas pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang, Wulandari, Senin (6/1/2024).
Wulandari mengungkapkan hadirnya Bank Sampah Induk bertujuan mengedukasi masyarakat untuk mulai memilah sampah dari rumah dan menyetorkan sampah anorganik untuk ditabung. Selain itu, BSI juga menjadi solusi bagi Bank Sampah Unit (BSU) di tingkat dusun maupun Bank Sampah Sektoral (BSS) di tingkat desa yang kesulitan mencari pengepul untuk menjual sampahnya.
"Bank Sampah Induk mempunyai pelanggan yang namanya nasabah. Selain melayani nasabah perorangan yang berlokasi di sekitar wilayah Muntilan, nasabah kami juga terdiri dari Bank Sampah Unit (BSU) di tingkat dusun dan Bank Sampah Sektoral (BSS) dan Bank Sampah Sekolah di wilayah Kabupaten Magelang," lanjut Wulandari.
BSI juga menjadi sarana pembelajaran pengelolaan sampah bagi peserta didik dari sekolah adiwiyata yang telah bekerja sama dengan DLH. Di BSI, peserta didik belajar memilah sampah maupun pengolahan sampah organik sejak dini.
"Kami juga baru saja menerbitkan Surat Edaran dari Pak Pj (Bupati Magelang) terkait dengan optimalisasi pengurangan sampah di OPD. Jadi, di OPD juga harus berperan dalam mengurangi sampah melalui bank sampah OPD. Bank Sampah yang terkumpul di Bank Sampah OPD agar disetor ke BSI. Di kantor kami DLH juga telah memiliki Bank Sampah, namanya 'Sahabat Bumi'. Nah kalau OPD lain ingin melihat seperti apa, silakan berkunjung ke DLH," imbuhnya.
Harapannya, lanjut Wulandari, ketika setiap selesai rapat di kantor, kotak snack langsung dilipat dan botol-botol dikumpulkan. Tidak hanya sampah anorganik, DLH juga mengolah sampah organik menjadi kompos, budidaya maggot dan eco enzym.
Wulandari menjelaskan sistem bank sampah induk sama seperti bank pada umumnya. Sampah yang masuk akan ditimbang dan dihargai sesuai jenisnya masing-masing. Hasil setoran sampah dari nasabah akan ditabung dan uangnya bisa diambil sewaktu-waktu.
"Jadi ada buku tabungannya," jelas dia.
Saat ini Bank Sampah Induk Dipa Nirmala telah memiliki 75 nasabah. Harapannya, masyarakat mulai sadar untuk melakukan pengurangan sampah mulai dari sumbernya, yaitu rumah tangga.
"Dengan melakukan pengurangan sampah dari rumah, maka kita akan mengurangi penumpukan sampah di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir), dan sampah-sampah yang belum terkelola yaitu yang dibakar, maupun yang dibuang di sungai-sungai," pungkasnya.